Rabu, 04 April 2012

Masa remaja tidak dapat dielakan lagi merupakan masa kekacauan jiwa

Dari judul di atas , saya menuliskan tentang masa remaja . saya mengambil sebuah tema ini berasal dari buku mitos keliru dalam psikologi , dari buku ini sebenarnnya kurang memahaminnya maksudnnya , tapi setelah saya membaca temayang membuat saya tertak adalah tema ini.ok lansung saya akanmenjelaskannya ..
Remaja
Remaja adalah waktu manusia berumur belasan tahun. Pada masa remaja manusia tidak dapat disebut sudah dewasa tetapi tidak dapat pula disebut anak-anak. Masa remaja adalah masa peralihan manusia dari anak-anak menuju dewasa.
Remaja merupakan masa peralihan antara masa anak dan masa dewasa yang berjalan antara umur 12 tahun sampai 21 tahun. Menurut psikologi, remaja adalah suatu periode transisi dari masa awal anak anak hingga masa awal dewasa, yang dimasuki pada usia kira kira 10 hingga 12 tahun dan berakhir pada usia 18 tahun hingga 22 tahun. Masa remaja bermula pada perubahan fisik yang cepat, pertambahan berat dan tinggi badan yang dramatis, perubahan bentuk tubuh, dan perkembangan karakteristik seksual seperti pembesaran buah dada, perkembangan pinggang dan kumis, dan dalamnya suara. Pada perkembangan ini, pencapaian kemandirian dan identitas sangat menonjol (pemikiran semakin logis, abstrak, dan idealistis) dan semakin banyak menghabiskan waktu di luar keluarga.
Masa yang paling indah adalah masa remaja
Banyak orang sering berkata, masa yang paling indah itu adalah masa remaja. Huft, kenapa kok bisa dibilang seperti itu ya? Memang benar adanya masa yang paling berkesan di hati adalah masa remaja. Karena pada saat remaja, kita banyak mengalami suatu awal masa, di mana kita ingin mencari sesuatu yang namanya 'jatidiri'. Pada saat proses pencarian jatidiri kita pasti akan banyak menemukan masalah. Menurut Stanley Hall (dalam Santrock, 2003). Mengapa bisa dikatakan masa remaja merupakan 'masa badai dan tekanan'? Karena setiap periode masa remaja mempunyai masalah sendiri-sendiri. Dan masalah masa remaja itu sering menjadi masalah yang sulit untuk diatasi, baik oleh anak laki-laki maupun anak perempuan. Banyak sekali problematika yang sulit kita hadapi pada saat usia remaja, contohnya adalah masalah percintaan, masalah berkenaan dengan rasa ingin tahu dalam segala hal, masalah-masalah internal yang sulit untuk diutarakan kepada orang lain, karena kebanyakan dari mereka merasa sudah mandiri dan sanggup menyelesaikan masalahnya sendiri, walaupun faktanya tidak seperti yang ia bayangkan.

Mereka berkeras ingin mengatasi masalahnya sendiri, menolak bantuan orangtua, teman dan guru-guru. Karena ketidakmampuan mengatasi masalahnya sendiri, menurut cara yang mereka yakini, banyak remaja akhirnya menemukan bahwa penyelesaiannya tidak selalu sesuai dengan harapan mereka. Seperti dijelaskan oleh Anna Freud, “Banyak kegagalan, yang seringkali disertai akibat yang tragis, bukan karena ketidakmampuan individu, tetapi karena kenyataan bahwa tuntutan yang diajukan kepadanya, justru pada saat semua tenaganya telah dihabiskan untuk mencoba mengatasi masalah pokok, yang disebabkan oleh pertumbuhan dan perkembangan seksual yang normal”

Dalam rubrik saran surat kabar baru- bari ini , ibu ynag jengkel , menulis untuk meminta kolumnis Hap LeCrone (2007) menjelaskan hal-hal yang terjadi pada putrinnya yang berusia 11 tahun ,yang belum lama berselang masih merupakan anak yang santai dan bahagia.” Jika kami menyukai sesuatu, dia malah membencinnya’’ tulis sang ibu . tidak sering ikut pergikami pergi kemana pun , bahkan sikapnnya kadang-kadang tidak sopan. “ sebagian orang menyebut hal itu sebagai penyakit masa remaja”
Pendapat bahwa remaja selalu atau hampir merupakan masa kekacuan emosional , dan para ahli ilmu jiwa populer saat ini semakin memperkuat pendapat bahwa masa remaja biasannya merupakan masa drama keluarga. Maka dari itu ntuk menyelesaikan danmengevaluasiakan pertanyaan tentang masa remaja yang penuh dengan badai dan strees kita perlu meneliti 3 kelompok prilaku pada remaja :
1. Konflik dengan orang tua , terkadang remaja sering kali mengalami konflik dengan orang tua . padahal karna cuman hal sepele tapi remaja menganggap masalah ini besar .
2. Suasana hati yang tidak stabil , remaja menglami hal ini pastinnya karna kadang remaja bisa bersikap dengan suasana hatinnya . kalo suasana hati tidak mood makan yang akan di lakukan remaja marah-marah. Kadang suasana hati gembira mereka akan merasakannya senang dan menikmatinnya .
3. Prilaku berbahya , banyak para remaja yang yang bersikap semena-mena, prilakunnya yang berbahaya bisa kita lihat anak sekolah mengikuti tauran yang membahayakan dirinya sendiri.
Bukti yang menyangkal pendapat bahwa masa remaja yang penuh badai dan sters tidak bisa dielakan lagi adalah data lintas budaya , yang menunjukan bahwa remaja adalah masa yang relatif damai dan tenang dalam banyak masyarakat tradisional dan luar negara barat. Contohnya:
di jepang dan cina , masa remaja biasannya dilalu tanpa kejadian apapun . di jepang 80-90% remaja mengatakan bahwa kehidupan mereka di ruamah “mengasyikan dan menyenangkan”dan melaporkan mempunyai hubungan baik dengan orang tua . kita tidak bisa melihat gangguan signifikan saat remaja di india , arab , asia tenggara dan sebagian besar, selanjutnnya ada bukti sikap kebarat-baratan saat remaja berkaitan dengan meningkatnnya kegelisahan saat remaja ( Dasen,2000)
pengambilan keputusan masa remaja
Usia remaja identik dengan kecorobohan dalam pengambilan keputusan. Tetapi, pada masa ini, remaja lebih sering mengambil keputusan dalam hidupnya secara mandiri. Bahkan akan lebih banyak menentang arahan yang bertentangan dengan keinginnannya.
Pada usia remaja akan memutuskan siapakah teman-teman yang akan dipilih, apakah harus meneruskan pendidikan keperguruan tinggi, masalah asmara akan berkembang pada masa ini. Yang menjadi pertanyaan adalah apakah remaja sudah mempunyai kompetensi dalam pembuatan keputusan yang diambilnya?
Remaja-remaja yang lebih tua akan lebih kompeten dalam membuat keputusan dibandingkan remaja yang lebih muda. Dibandingkan dengan anak-anak, remaja-remaja muda lebih suka memunculkan pilihan-pilihan, menguji sesuatu dari perspektif yang bervariasi, mengantisipasi konsekuensi-konsekuensi keputusan, dan sudah dapat mempertimbangkan kredibilitas sumber dan informasi yang diterimanya.
Sebagian besar orang membuat keputusan-keputusan yang lebih baik ketika mereka dalam suasana tenang, tidak dalam keadaaan emosional. Hal tersebut juga berlaku bagi para remaja. Hal ini yang menghambat remaja dalam pengambilan keputusan yang tepat, karena pada masa remaja, sebagian besar dari mereka masih bersifat emosional yang kuat. Remaja yang membuat keputusan bijaksana pada saat tenang bisa saja membuat keputusan yang cukup menekan, emosi-emosi para remaja dapat melemahkan kemampuan pengambilan keputusan mereka.
Kesanggupan membuat keputusan-keputusan yang kompoten bukanlah jaminan bahwa seseorang dapat melakukannya dengan baik dalam kehidupan sehari-hari, dimana banyaknya pengalaman seringkali memiliki peranan penting. Kursus latihan mengemudi misalnya, meningkatkan keterampilan motorik dan kognitif remaja sehingga setingkat dengan (atau bahkan melebihi) orang dewasa. Akan tetapi latihan mengemudi tidaklah penting adalah mempelajari cara-cara remaja mengambil keputusan dalam situasi-situasi yang actual.

Daftar pustaka

Santrock, Jonh. W. 2007. Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga
Ruscio,John.2012.Mitos Tentang Keliru Dalam Psikologi.Yogyakarta.B First

Tidak ada komentar:

Posting Komentar